Selasa, 09 Desember 2025

Talas Kaya Nutrisi, Peneliti Pangan Serukan Optimalisasi sebagai Sumber Karbohidrat Lokal Bernilai Tinggi


Talas atau keladi (Colocasia esculenta) kembali menarik perhatian kalangan peneliti pangan dan kesehatan setelah sejumlah kajian menunjukkan bahwa umbi ini memiliki kandungan gizi yang kompetitif dibanding sumber karbohidrat populer seperti beras dan kentang. Di tengah meningkatnya kampanye diversifikasi pangan lokal, talas dinilai memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai komoditas strategis.

Data komposisi pangan menunjukkan bahwa setiap 100 gram talas mengandung sekitar 112 kalori dengan 26,9 gram karbohidrat, menjadikannya sumber energi yang cukup tinggi. Selain itu, talas menyediakan 2,3 gram serat, 1,5 gram protein, serta hanya 0,2 gram lemak. Di sisi mikronutrien, talas memiliki kandungan vitamin C (4,5 mg), vitamin B6 (0,1 mg), kalium (591 mg), fosfor (84 mg), dan magnesium (43 mg).

Menurut para ahli, tingginya serat dan karbohidrat kompleks pada talas membuatnya lebih lambat dicerna, sehingga dapat membantu menjaga kestabilan kadar gula darah. “Talas memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibanding banyak sumber karbohidrat lainnya. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk masyarakat yang ingin menjaga pola makan sehat,” ujar seorang peneliti pangan dari salah satu perguruan tinggi negeri.

Tak hanya itu, talas juga mengandung antioksidan seperti polifenol dan senyawa bioaktif lain yang berperan dalam melindungi tubuh dari stres oksidatif dan peradangan. Beberapa studi awal bahkan menunjukkan potensi talas dalam mendukung kesehatan metabolik, meski penelitian lebih lanjut tetap diperlukan.

Kendati demikian, para ahli mengingatkan bahwa talas harus diolah dengan benar sebelum dikonsumsi. Talas mentah mengandung kalsium oksalat yang dapat menyebabkan iritasi pada mulut dan tenggorokan. Karena itu, proses perebusan, pengukusan, atau penggorengan secara menyeluruh diperlukan untuk menurunkan kadar zat tersebut. Di beberapa daerah, masyarakat juga menggunakan air garam untuk merendam talas guna mengurangi efek gatal.

Dari sisi ekonomi, talas dinilai punya nilai strategis sebagai tanaman yang mudah dibudidayakan dan mampu tumbuh di berbagai kondisi lahan. Sejumlah pelaku industri rumahan telah mengembangkan aneka produk olahan talas, mulai dari keripik, tepung talas, kue tradisional, hingga produk pangan modern.

Pakar pertanian mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat pembinaan kepada petani serta mendorong inovasi olahan talas agar komoditas ini memiliki nilai jual lebih tinggi. “Dengan pengolahan yang tepat dan strategi pemasaran yang kuat, talas dapat menjadi pangan alternatif yang bukan hanya sehat, tetapi juga bernilai ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Dengan kekayaan nutrisi dan potensi pengembangan yang luas, talas dipandang sebagai salah satu tanaman lokal yang layak mendapat perhatian lebih dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus memperkaya pilihan karbohidrat masyarakat.

Tidak ada komentar: