La Ode Kamaluddin (Maestro Kabanti)
(salah seorang yang mendapatkan penghargaan itu)
Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) memberikan penghargaan "Anugerah Kebudayaan" 2010 kepada 23 orang yang dinilai berjasa dalam melestarikan, mengembangkan, meningkatkan, serta berdedikasi terhadap kebudayaan.
Pemberian Anugerah Kebudayaan tersebut dimaksudkan sebagai apresiasi Pemerintah untuk mendorong penerapan nilai-nilai budaya dalam masyarakat, guna membangun karakter dan jatidiri bangsa dalam rangka mewujudkan pembangunan kebudayaan berdasarkan nilai-nilai luhur yang dapat merespon tuntutan global dalam masyarakat.
"Anugerah Kebudayaan ini salah satu bentuk apresiasi kepada budayawan kita yang gigih melestarikan dan mengembangkan budaya sehingga mereka merasa dihargai oleh negara dan oleh rakyat," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik, SE seusai menyematkan Anugerah Kebudayaan 2010 di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu (23/6).
Pemberian Anugerah Kebudayaan terdiri atas tiga kategori yakni; pelestari dan pengembang warisan budaya, hadiah seni, dan anak/pelajar/remaja yang berdedikasi terhadap kebudayaan.
Sebanyak 13 orang penerima penghargaan adalah sebagai maestro seni tradisi yakni; Muhamad Yazid, Bengkalis Riau (85 tahun ) seni tari zapin, Masnuna, Lampung (78) penutur sastra lisan Lampung Dadi, Daeng Manda, Makassar (73) seni tari, Suwitri, Tegal Jateng (65) penari topeng Slawi, AmmaCammana, Polman Sulbar (75) seni musik rebana, Iskandar Zakaria, Jambi (68) pembuat mushad Al Quran, Batman, Bangka Belitung (68) seni campak dalung, Kamaluddin, Wakatobi Sultra, penyanyi kabanti, Rd.Eni Rukmini Sukarningrat, Garut Jabar (96) pendekar pencak silat 4 zaman, Liu Jiu Tot, Wahau Kaltim (65) tari topeng hudog, Cornelis Pinmed, Asmat Papua (65) pematung Asmat, Karna, Bogor Jabar (85) pembuat gong, dan Pedaan, Ds. Miau Baru Kaltim (70) seni tari Dayak dan penyair tradisi.
Penerima penghargaan untuk kategori hadiah seni yakni; Ahmad Tohari, Jateng (62) sastrawan, Ali Hanafi, Maluku Utara (50) kareografer dan penari, Sundari Untinasih Soekotjo, DKI Jakarta (45) penyanyi keroncong, Benyamin Suaeb (Alm) DKI Jakarta, aktor dan penyanyi, Chrismansyah Rahadi (Alm) DKI Jakarta, pencipta lagu dan penyanyi, Pance Frans Pondaag (Alm) DKI Jakarta, pencipta lagu dan penyanyi.
Penerima penghargaan untuk kategori pelestari dan pengembang warisan budaya yakni; Thimotius Samin, Papua (60) pengembang tradisi budaya Kamoro, I Wayan Widia, Bali (62) penggali dan pelestari adat Tenganan. Sedangkan penerima penghargaan untuk kategori anak/remaja yang berdedikasi terhadap kebudayaan adalah Wira Nata Prahara Ilahi, Sumsel (15) seni teater dan Naqdzyatun Nur Ivana, Gorontalo (8) seni sastra/ mendongen.
Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film (NBSF) Kemenbudpar Tjetjep Suparman mengatakan, sejak tahun 2007 hingga 2010 pemerintah (Kemenbudpar-Red) telah memberikan penghargaan kepada 45 orang maestro seni tradisi. "Tahun 2010 penghargaan diberikan kepada 13 maestro seni tradisi." katanya. (Pusformas)
http://www.budpar.go.id/page.php?ic=511&id=5599
Cari Blog Ini
Beranda
Budaya
(10)
Cerpen
(2)
Drama
(1)
Ekonomi
(5)
Kajian Sastra
(1)
Kelautan dan Perikanan
(1)
Kesehatan
(1)
Lingkungan
(1)
Novel
(3)
Pariwisata
(3)
Pendidikan
(1)
Pendidkan
(2)
Politik
(2)
Puisi
(1)
Sastra Puisi
(1)
Tradisi Kabanti Wakatobi
(1)
Traveling
(2)
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Oleh Dr. La Niampe, M.Hum [2] 1. Siapakah Muhammad Idrus itu? Muhammad Idrus adalah Putra Sultan Buton ke-27 bernama...
-
Oleh: Sumiman Udu Kisah Tentang Wa Ode Wau sejak lama telah menjadi memori kolektif masyarakat Buton. Kekayaannya, Kerajaan Binisnya hin...
-
Bagian 1 Tobelo, negeri perompak yang paling ditakuti beberapa abad silam, bagi siapa saja di pesisir Laut B...