Jumat, 18 Maret 2011

HIU PUTIH DAN REVOLUSI SUNYI


Yogyakarta, 19 Maret 2011
Oleh: Sumiman Udu

Desingan air tersibak ke udara
Memecah sunyi, membakar matahari
Dibalik sunyi,
revolusi membakar hati
Yang terpanggang dendam
Karena kelam sejarah

Hiu putih melaju
Menerobos kebuntuan
Sementara Gurita melesat,
mengaburkan jejak, merangkai
hari esok yang lebih rumit

Hiu putih, terlahir sebagai raja
Dengan kecepatan yang mengagumkan
Melesat menembus dinding FB

Bernyanyi di layar You Tube
Hingga menepi, di senja
Yang tak berapi lagi

Hiu putih,
Aku baru saja tersadar
Bahwa kau terlahir
untuk menyibak dan membakar
Revolusi sunyi dalam tidur panjang kaummu

SESAJI DEMOKRASI


Yogyakarta, 18 Maret 2011
Oleh:
Sumiman

Gemuruh gelombang laut Banda
mengurai hajat
untuk menyatu dengan pantai
tetapi terhalang oleh arus rasa

lautan rasa manusia yang dianggap sampah
mau dibeli
dengan uang murah, hanya karena perut lapar

Jiwa-jiwa yang lapar dihibur dengan pinggul artis
disewakan mobil agar kelihatan ramai
sambil memberi sawer sesaji
agar nalar berhenti

senyum setengah hati juga diberikan
sebagai bumbu
kepura-puraan menjadi nyata
sementara benci bernyanyi
untuk mengambil sawer yang lebih
besar setelah pesta

ungkapan kita “saudara”
terucap tanpa sadar
hanya untuk mendapatkan suara
sementara rakyat sudah terlalu jenuh
dengan kebohongan
yang tidak mungkin mereka mengerti

sesaji demokrasi
luka demokrasi
dan teriakan demokrasi yang terbenam
di batu keramat
yang menyimpan rahasia

rasa enggan menepi
sebab sesaji terlalu kelam
sekelam hati yang tak ikhlas memberi

Sesaji demokrasi
hantu-hantu bertebaran
sedang malaikat tersenyum
sebab sesaji tidak
menggetarkan lagi