Selasa, 08 Januari 2013

AKAR YANG TERLUPAKAN



Oleh: Sumiman Udu
Sebuah memori dan kegelisahan atas negeri Butuni
Kendari, 5 Maret 2008
05:30
Tanah butuni
Siapakah kau?
Kaukah negeri yang terengah-engah itu?
Kaukah negeri yang hilang itu?
Kaukah negeri yang tercecer itu?
Kaukah negeri yang menawan itu?
Ah…
Tanah butuni
Terlumur darah dalam sejarah
Yang dibentang dalam dendam dan rindu
Yang disulut dalam fitnah
Yang dilumpuhkan dalam rencana

Negeri butuni
Beratus tahun kau hidup dalam hikayat
Beratus tahun kau lahirkan anak-anakmu dalam falsafah
Beratus tahun kau kibarkan benderamu
Pertanda kebesaranmu pada dunia
Pertanda martabatmu

Tapi,
Adakah akarmu yang menancap?
Di kedalaman magmamu?
Adakah akarmu yang menancap
di ke dalaman pikir dan filsafatmu?
Adalah akarmu yang berdiri
di atas kangkilo pataangunamu?
Adakah nilai dan identitas yang berdiri
di atas adat dan budayamu?

Negeri butuni
Mengapa mereka tidak lagi mengenalmu?
Mengapa mereka tidak merindumu?
Dimana La Elangimu?
Dimana Muhamad Idrusmu?
Dimana Haji Abdul Ganimu?
Dimana … dimana?
Ataukah kidung kabanti Sarana Wolio,
Bula Malino dan Anjonga Inda Malusa
Yang jadi rohmu
Kini tinggal prasasti bisu

Negeri butuni..
Majulah, rebutlah masa lalumu
Jemputlah masa depanmu
Nyanyikan lagi kidung kabanti
Di setiap resah dan desahmu