Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 5, 2011

WANIANSE

Wanianse bagian VI setelah malam, wanianse mengajak kedua anaknya mendengarkan cerita di rumah nenek. berjalnlah merek bertiga di bawah purnama yang menyinari kampungnya. untung saja ada sinar bulan. beberapa jarak mereka berjalan, tiang lampu yang belum lama dibangun pemda terlewati, listrik tenaga surya itu menyinari menambha terang sinar bulan, semntara angin laut menghangatkan langkah kakinya. setiba di rumah nenek, Wanianse memanggil ibunya, "Ibu, assalamu alaikum. dari dalam rumah panggung itu, "Waalaikum salam". la ijo dan wa leja langsung naik ke dalam rumah, mereka beruda mencium tangan neneknya. "Nenek, ciritakan kita dong, seperti biasa, saya mau datang ke rumah nenek untuk mendengarkan cerita nenek," kata wa leja sambil menarik tangan neneknya ke dekat lampu minyak. maka duduklah nenek dan wanianse di dekat lampu minyak, sementara la ijo dan wa nianse berbaring, sarung mereka menutup sampai di ujung jari kakinya, wa leja di teng...

Wakatobi: Memahami Kembali Kebudayaan kita

Sumiman Udu 05 Februari jam 21:32 5 Feb 2011 Menghadapi beberapa minggu ke depan yang tidak menentu, dimana masyarakat Wakatobi akan menentukan pemimpinnya di masa depan, maka diperlukan suatu perenungan tentang esensi kebudayaan Wakatobi. Kebudayaan yang telah menjadi identitas masyarakat Wakatobi. Masyarakat Wakatobi sebagai salah satu wilayah barata dalam Kesultanan Buton, tentunya memiliki nilai-nilai budaya yang mendukung pengembangan Wakatobi di masa depan. Dalam hubungannya dengan itu, Wakatobi memiliki konsep Kangkilo/kabusa yaitu konsep dasar peletakan identitas islam yang dimodifikasi dalam kebudayaan buton. Dalam kontes itu, masyarakat Wakatobi memiliki konsep kesucian lahir dan batin. suci niat dan suci tubuh sehingga segala langkah dan perbuatan kita berada dalam ranah kesucian (keilahian). Suci niat artinya, jangan pernah berpikir untuk merusak atau merugikan orang lain, misalnya mengambil hak...