Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 20, 2010

PARADIGMA ILMU SOSIAL-BUDAYA - SEBUAH PANDANGAN

Oleh: Heddy Shri Ahimsa-Putra   1. Pengantar Sebelum “paradigma“ menjadi sebuah konsep yang populer, para ilmuwan sosial-budaya telah menggunakan beberapa konsep lain dengan makna yang kurang lebih sama, yakni: kerangka teoritis (theoretical framework), kerangka konseptual (concep-tual framework), kerangka pemikiran (frame of thinking), orientasi teoritis (theoretical orientation), sudut pandang (perspective), atau pendekatan (approach). Kini istilah pa-radigma sudah mulai banyak digunakan oleh ilmuwan sosial-budaya. Meskipun demi-kian, dalam buku ini istilah-istilah lama tersebut juga tetap akan digunakan, dengan makna yang kurang-lebih sama dengan paradigma (paradigm).   http://file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/C%20-%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BHS.%20DAN%20SASTRA%20INDONESIA/197911162008012%20-%20AFI%20FADLILAH/&file=MHand%20out%20Met.Pen.Ling%20Paradigma%20Penelitian%20Ilmu%20Humaniora.pdf

Simak Ini: Tari Lariangi dari Wakatobi! Selasa, 3 Agustus 2010 | 21:58 WIB

Yul Adriansyah Tari Lariangi KOMPAS.com — Tari Lariangi merupakan tarian yang mengandung makna tersendiri, mulai dari pakaian serta gerakannya. Bentuk tarian yang berasal dari Kaledupa, pelantunnya sudah berumur 70 tahun-an. Generasi muda tidak ada lagi yang punya pengetahuan tentang itu, merevitalisasi keragaman budaya Wakatobi yang sudah terancam punah. Pada bagian kepala disebut Panto dan Pintoru melambangkan derajat bangsawan, Hepupu/Konde melambangkan Kerajaan Buton, Bunga Konde melambangkan Pagar Beton Keraton, dan Toboy atas bawah kamba melambangkan prajurit-prajurit penjaga pasar benteng keraton. Selain itu, ada yang namanya Hebindu atau Sangi-sangi yang melambangkan Fatimah (istri Nabi Muhammad SAW), kalung melambangkan matahari dan bulan, Naga melambangkan penjaga benteng keraton, Sekori dan Gelang bersusun melambangkan derajat bangsawan, Kombo tipis melambangkan gadis perawan atau wanita cantik yang sudah menikah, pelapis Kombo berw...

Budaya Wakatobi Terancam

Tarian Lariangi yang kini diteliti oleh bangsa asing   Tuesday, 19 October 2010 KENDARINEWS - Kendari, Provinsi  Sultra memiliki keragaman budaya. Apabila tidak dikelola dengan baik,  akan berpotensi disintegrasi yang dapat mengganggu kesejukan dan kedamaian hidup masyarakat  masa mendatang.  Di Sultra terdapat beberapa etnis dan budaya yang besar, seperti Buton, Muna, Tolaki, Bugis dan Bajo.   ''Keragaman etnis ini harus ditangani dengan baik, sebagai  aset daerah yang menjadi sumber pendapatan daerah,''  kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Wakatobi, Sumiman Udu, S.Pd., M.Hum, kepada koran ini.     Menurut dia,  budaya yang berbeda-beda di Sultra terutama di Wakatobi akan menjadi potensi dalam pengembangan pariwisata daerah. Selain  pariwisata alam Sultra yang juga sangat eskotik, Wakatobi juga kaya dengan potensi budaya koreografi tarian, musik lariangi dan ko...