Senin, 08 Mei 2017

POTENSI PENGEMBANGAN DESA WISATA POSALU



Oleh:
Sumiman Udu


Kades Posalu dan Staf

Menikmati desa wisata Posalu membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama dari ibu kota kabupaten Wakatobi. hanya sekitar 5 kilo meter, kita akan tiba di bawah gunung Tindoi sebelah barat. Dari puncak Toliamba, anda melanjutkan perjalanan sekitar 100 meter, anda belok kanan menuju desa Posalu. Sekitar satu kilometer, anda akan menemukan kampung Tai Bhete dan teruslah ke ujung kampung, anda akan menemukan jalan setapak naik ke arah timur laut. Di sebelah kiri jalan, anda akan memasuki jalan setapak, dan sekitar lima puluh meter, anda akan menemukan kantor Desa, di sana anda dapat menikmati kopi ala kadarnya.
Perjalanan ke arah kaki gunung Tindoi bagian timur, anda akan menemukan perkampungan yang dikenal dengan nama Wuta Mohute. Dari sana anda akan menuju ke utara, ke sebelah timur laut benteng Tindoi. Di sanalah anda akan menemukan pintu atau lebih tepatnya jalan setapak menuju benteng Tindoi melalui jalur kuburan bhonto. Pada zaman dahulu, para penziarah akan naik melalui pintu barat yang melewati sawurondo. Namun saat ini, para penziarah akan datang melalui pintu benteng bagian timur atau lewat pintu bhoto.
Desa Posalu terletak di bukit Tindoi kecamatan Wangi-Wangi. Desa ini memiliki potensi wisata yang luar biasa. Jika anda jalan-jalan ke desa Posalu, anda dapat menikmati keindahan hutan tropis Tindoi yang lebat. Di tenganya dibelah oleh sungai yang sering digunakan untuk permandian masyarakat Tindoi khususnya di kampung Tai Bhete dan Desa Wuta Mohute. 
Perjalanan menuju kuburan bhonto harus dilalui di antara celah batu dan akar. Sekitar 20 meter dari pinggiran hutan Tindoi, anda akan menemukan kuburan bhonto yang dipercaya masyarakat Tindoi sebagai kuburan keramat. Dari kuburan bhonto anda dapat menyaksikan di arah selatan sebuah tebing tinggi, yang di atas tebing tersebut terdapat tembok batu yang kelihatan seperti benteng. Namun, di atas benteng terlihat pohon-pohon hutan trapois yang tinggi dan lurus. Bagi masyarakat setempat, pohon-pohon yang lurus itu merupakan reflekasi dari keluhuran leluhur mereka yang suci dan selalu lurus hatinya.
Dari pintu benteng bagian timur, Anda akan berjalan ke arah kanan, di sana ada kuburan Wa Ode Rio, dan di sampingnya ada kuburan La Samburaka. Di dua kuburan itulah para penziarah melakukan doa, agar Allah memberikan rahmatnya sebagaimana para pendahulu mereka yang pernah hidup di benteng Tindoi.
Sementara, kalau anda jalan-jalan di sekitar kampung kadha tua sebelah selatan benteng Tindoi, ada situs penting yaitu batu lumba-lumpa. Konon kabarnya batu ini sangat dikeramatkan oleh masyarakat kadhia Wanse. Sehingga anda dapat menikmati batu lumba-lumba yang mirip ikan lumba-lumba. Di sana juga sangat rindang dan dingin. Sebuah hutan tropis yang penuh dengan oksigen.
Sementara, jika anda melewati jalan sebelum masuk ke kantor desa, anda akan melewati satu sungai yang membelah hutan sara Tindoi. Di tengah hutan itu, masih ada tumbuhan yang sudah berumur ratusan tahun. Dapat dijadikan sebagai pusat kajian kehutanan tropis, serta perkebunan pala yang juga dapat digunakan sebagai salah satu contoh pengembangan pala di Wakatobi.
Beberapa tempat itu, tentunya tidak akan sempurna, jika tidak menikmati sunset dari atas tebing wanduha-nduha. Selian itu, potensi lainnya adalah perkebunan (ekowisata) yang dimiliki oleh masyarakat Wakatobi.  Di samping itu, ada juga permandian air Posalu, serta wisata hutan (kaindea) Posalu dan motika Tindoi. Di Posalu juga dapat menikmati kesegaran oksigen nomor satu di Wakatobi dengan suhu di dalam hutan paling tinggi 30 derajat di musim kemaru. Ini menunjukan tentang pentingnya pengembangan desa wisata Posalu sebagai pilot projek pengembangan pariwisata desa.

Tidak ada komentar: