Sabtu, 17 September 2016

TRANSFORMASI PERAHU LAMBO KE PEDAGANG KIOS DI KAWASAN MELANESIA (Bagian 2)




Kini generasi perahu karoro, berubah menjadi generasi pedagang kios yang tersebar di hampir seluruh kepuluan Maluku, dan bahkan hampir disetiap sudut kota Tobelo. Suatu transformasi sosial, yang kini menjadi alternatif, sekaligus kekuatan ekonomi yang berbasis UKM. Dengan bentangan pasar yang begitu besar, mereka mampu menguasai perekonomian di beberapa kota di Maluku. Kalau aset mereka perkiosnya adalah 50 juta rupiah, maka aset generasi karoro di kota Tobelo sangat besar karena generasi karoro di sekitar kota Tobelo hampir mencapai 400 kios. Ini merupakan potensi pasar yang sangat besar, hampir mencapai 20 milyar rupiah. Pasar yang seharusnya dapat diperhitungkan oleh perbankan, dan dapat dijadikan sebagai sumber PAD oleh pemerintah daerah.
Jika ini dilihat sebagai potensi pasar, maka semestinya sudah dapat dihitung oleh pemerintah di Wakatobi Buton sebagai sumber-sumber uang yang kelak akan berputar di Buton. Karena rata-rata mereka yang merantau ke negeri Maluku, tetapi memiliki rumah di kampung halaman. Ini merupakan sumber uang yang mengalir ke Wakatobi.
Generasi perahu karoro yang bertransformasi ke pedagang kios dan toko yang bergerak di Maluku dan Papua merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang harus dihitung oleh siapapun. Jika formula perahu karoro yang tetap menginginkan anak-anak mereka sekolah, maka beberapa tahun ke depan, generasi mereka yang sarjana dan Master akan memasuki pasar ini dengan kekuatan maksimal. Jaringan bisnis yang mantap dan kredibilitas yang menjadi dasar mental wirausaha akan menjadian generasi karoro, mampu bersaing baik dalam konteks Kawasan Timur Nusantara, maupun Kawasan Barat, seperti memasuki pasar-pasar Asean, Eropa dan Amerika.
Jika kebijakan pemerintah mampu mendorong lompatan generasi perahu karoro yang terjun kedunia usaha, maka transformasi perahu karoro yang bersumber dari “Sekolahlah Nak, jangan kau berbantalkan gelombang”, akan berubah menjadi kekuatan ekonomi baru, termasuk dalam rancaanagan pembangunan Kawasan Eknomi Melanesia yang meliputi (Indonesia (Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, NTT, NTB, Papua, Papua Barat), Timur Leste, Vanuatu, Fiji, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini) harus dipikirkan sebagai salah satu pusat ekonomi dunia yang memiliki dan kaya sumber daya alam.
Tentunya, kesiapan generasi karoro, harus ditunjang oleh kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi dalam berbagai aktivitas mereka, terutama dalam memasuki Kawasan Ekonomi Melanesia yang akan diwujudkan di masa yang akan datang. Mereka sudah harus siap memasuki kawasan itu, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi. Di sisi yang lain, pemerintah pusat, kiranya dapat mendukung terwujudnya Kawasan Ekonomi Melanesia sebagai perwujudan dari ruang transformasi dari generasi karoro, dimana leluhur mereka pernah menjadi pemersatu wilayah ini selama berabad-abad. Dengan perahu karoro, mereka menghubungkan masyarakat Melanesia bahkan lintas batas-batas administra.

baca juga:

Tidak ada komentar: