Yogyakarta, 18 Maret 2011
Oleh:
Sumiman
Gemuruh gelombang laut Banda
mengurai hajat
untuk menyatu dengan pantai
tetapi terhalang oleh arus rasa
lautan rasa manusia yang dianggap sampah
mau dibeli
dengan uang murah, hanya karena perut lapar
Jiwa-jiwa yang lapar dihibur dengan pinggul artis
disewakan mobil agar kelihatan ramai
sambil memberi sawer sesaji
agar nalar berhenti
senyum setengah hati juga diberikan
sebagai bumbu
kepura-puraan menjadi nyata
sementara benci bernyanyi
untuk mengambil sawer yang lebih
besar setelah pesta
ungkapan kita “saudara”
terucap tanpa sadar
hanya untuk mendapatkan suara
sementara rakyat sudah terlalu jenuh
dengan kebohongan
yang tidak mungkin mereka mengerti
sesaji demokrasi
luka demokrasi
dan teriakan demokrasi yang terbenam
di batu keramat
yang menyimpan rahasia
rasa enggan menepi
sebab sesaji terlalu kelam
sekelam hati yang tak ikhlas memberi
Sesaji demokrasi
hantu-hantu bertebaran
sedang malaikat tersenyum
sebab sesaji tidak
menggetarkan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar