Oleh: Sumiman Udu
Yogyakarta, Jumat, 07:18
30 Juni 2006
Di tengah sunyi aku menyapamu dengan bahasa tanpa kata; katamu hidup adalah derita;
Katamu hidup adalah kata-kata;
Katamu hidup adalah keyakinan;
Katamu hidup adalah menjalani
Ibu,
yang mana hidup itu?
Kau tersenyum,
Kau hanya mencium pipiku dan mengusap rambutku
Lalu membisiiku
Jalanilah!
Ibu, kau begitu paham padaku
Tanpa kata kau memahamiku
Tanpa keyakinan kau menerimaku
Katamu lakukanlah!
Ibu, bukankah aku terlalu kecil untuk semua ini?
Ibu hanya tersenyum,
Karena ibu lebih tahu diriku dari pada aku sendiri
Bangkitlah Nak,
Sujudmu tidak mesti dibawah telapak kakiku
Tetapi langkahmu menerpa hidup adalah sujudmu
Cintamu adalah wujudku
Rasamu adalah rahimku
Dan matamu adalah cerminku
Lalu kapan, kapan aku bukan diriku dan kau bukan dirimu
Kau tahu Nak? Kapan itu?
Ketika kau berpikir untuk menjadi orang lain
Maka saat itu ibu kehilangan segalanya darimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar