Anak-Anak Bajo yang berangkat ke Sekolah |
Cari Blog Ini
Beranda
Budaya
(10)
Cerpen
(2)
Drama
(1)
Ekonomi
(5)
Kajian Sastra
(1)
Kelautan dan Perikanan
(1)
Kesehatan
(1)
Lingkungan
(1)
Novel
(3)
Pariwisata
(3)
Pendidikan
(1)
Pendidkan
(2)
Politik
(2)
Puisi
(1)
Sastra Puisi
(1)
Tradisi Kabanti Wakatobi
(1)
Traveling
(2)
Jumat, 28 April 2017
Seminar Nasional: Literasi, Sastra dan Pengajarannya
Rabu, 12 April 2017
Integrasi Wakatobi dalam Jaringan Pelayaran dan Perdagangan
“Kisah Awak
Perahu Lambo, Mereka yang Berpiring Duralex”.
Harian Kompas (Jakarta) 11 Februari 1983
Oleh: La Ode Rabani
Berita yang dimuat Harian Kompas dengan judul di atas adalah kisah mengenai Wakatobi pada
tahun 1983. Wakatobi pada era ini sedang
aktif dalam perdagangan keluar negeri. Dengan memiliki para pelayar, pedagang,
modal, dan sarana transportasi yang memadai, maka barang-barang rumah tangga yang
berkualitas tinggi dapat hadir di Wakatobi, melebihi kualitas produksi di dalam
negeri. Tanda tanya besar pun hadir dalam suasana itu, di antaranya bagaimana
mungkin masyarakat sebuah kawasan kepulaun
kecil, jauh dari
daratan pulau-pulai besar, jauh dari perbatasan dengan negara lain,
dan jauh dari pelabuhan besar mampu
menghadirkan barang-barang “mewah” untuk ukuran periode tahun 1980an?
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Oleh Dr. La Niampe, M.Hum [2] 1. Siapakah Muhammad Idrus itu? Muhammad Idrus adalah Putra Sultan Buton ke-27 bernama...
-
Oleh: Sumiman Udu Kisah Tentang Wa Ode Wau sejak lama telah menjadi memori kolektif masyarakat Buton. Kekayaannya, Kerajaan Binisnya hin...
-
Bagian 1 Tobelo, negeri perompak yang paling ditakuti beberapa abad silam, bagi siapa saja di pesisir Laut B...