Minggu, 02 Maret 2014

Maestro Zapin Riau Dapat “Anugerah Kebudayaan” dari Kemenbudpar


E-mail Print PDF
Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) memberikan penghargaan "Anugerah Kebudayaan" 2010  kepada 23 orang yang dinilai berjasa dalam melestarikan, mengembangkan, meningkatkan, serta berdedikasi terhadap kebudayaan. Salah satunya Muhamad Yazid (85) warga Bengkalis, Riau, yang dikenal sebagai maestro seni tari zapin.
Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, pemberian Anugerah Kebudayaan tersebut sebagai apresiasi pemerintah untuk mendorong penerapan nilai-nilai budaya dalam masyarakat, guna membangun karakter dan jatidiri bangsa dalam rangka mewujudkan pembangunan kebudayaan berdasarkan nilai-nilai luhur yang dapat merespon tuntutan global dalam masyarakat.
"Anugerah Kebudayaan ini salah satu bentuk apresiasi kepada budayawan kita yang gigih melestarikan dan mengembangkan budaya sehingga mereka merasa dihargai oleh negara dan oleh rakyat," kata Wacik, usai menyematkan Anugerah Kebudayaan 2010 di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu (23/6/2010), dalam Siaran Pers Kemenbudpar yang RiauBisnis.com kutip dari situsnya.
Pemberian Anugerah Kebudayaan terdiri atas tiga kategori yakni; pelestari dan pengembang warisan budaya, hadiah seni, dan anak/pelajar/remaja yang berdedikasi terhadap kebudayaan. Sebanyak 13 orang penerima penghargaan adalah sebagai maestro seni tradisi, yakni Muhamad Yazid, Bengkalis Riau (85) seni tari zapin, Masnuna, Lampung (78) penutur sastra lisan Lampung Dadi, Daeng Manda, Makassar (73) seni tari, Suwitri, Tegal Jateng (65) penari topeng Slawi, Amma Cammana, Polman Sulbar (75) seni musik rebana, Iskandar Zakaria, Jambi (68) pembuat mushad Al Quran, Batman, Bangka Belitung (68) seni campak dalung, La Ode Kamaluddin, Wakatobi Sultra, penyanyi kabanti, Rd.Eni Rukmini Sukarningrat, Garut Jabar (96) pendekar pencak silat 4 zaman, Liu Jiu Tot, Wahau Kaltim (65) tari topeng hudog, Cornelis Pinmed, Asmat Papua (65) pematung Asmat, Karna, Bogor Jabar (85) pembuat gong, dan Pedaan, Ds. Miau Baru Kaltim (70) seni tari Dayak dan penyair tradisi.
Penerima penghargaan untuk kategori hadiah seni yakni; Ahmad Tohari, Jateng (62) sastrawan, Ali Hanafi, Maluku Utara (50) kareografer dan penari, Sundari Untinasih Soekotjo, DKI Jakarta (45) penyanyi keroncong, Benyamin Suaeb (Alm) DKI Jakarta, aktor dan penyanyi, Chrismansyah Rahadi (Alm) DKI Jakarta, pencipta lagu dan penyanyi, Pance Frans Pondaag (Alm) DKI Jakarta, pencipta lagu dan penyanyi.
Penerima penghargaan untuk kategori pelestari dan pengembang warisan budaya yakni; Thimotius Samin, Papua (60) pengembang tradisi budaya Kamoro, I Wayan Widia, Bali (62) penggali dan pelestari adat Tenganan. Sedangkan penerima penghargaan untuk kategori anak/remaja yang berdedikasi terhadap kebudayaan adalah Wira Nata Prahara Ilahi, Sumsel (15) seni teater dan Naqdzyatun Nur Ivana, Gorontalo (8) seni sastra/  mendongen.
Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film (NBSF) Kemenbudpar Tjetjep Suparman mengatakan, sejak tahun 2007 hingga 2010 pemerintah (Kemenbudpar-red) telah memberikan penghargaan kepada 45 orang maestro seni tradisi. "Tahun 2010 penghargaan diberikan kepada 13 maestro seni tradisi." katanya. (*)
diambil dari Badri | Edited by Rbc 
atau http://riaubisnis.com/index.php/industry-news/kreatif-industry/1085-maestro-zapin-riau-dapat-anugerah-kebudayaan-dari-kemenbudpar

Tidak ada komentar: