Oleh:
Sumiman Udu & Minarny Mien
(antara Bombana dan Kendari)
Bayu senja telah usai, sementara angin malam semakin menusuk
hingga ketulang sumsum,,, sedang bunyi jangkrik pun tak terdengar lagi
karena lelahnya menanti pagi
Di keheningan itu, batin semakin jelas dan rindu semakin terasa
dan malam pun mulai berlalu,,,
tanpa mengucap kata...
Diam,,,,,,
Tinggal imaji yang menyatu terbang bersama bayang yang menguap
seribu tanya mulai mengundang
tapi tak kutamukan jawaban
entah kapan,,, sedang pagi belum jua menyapa
Di kejauhan bintang kejora menyapa
hanya hati terlalu sepi untuk sebuah sinar yang samar
hingga ia hanya menunggu mentari
Bilakah sang mentari menampakkan dirinya yang selama ini kunanti
ataukah mentari hanya akan menjadi bayang-bayang semu??
Sumiman Udu & Minarny Mien
(antara Bombana dan Kendari)
Bayu senja telah usai, sementara angin malam semakin menusuk
hingga ketulang sumsum,,, sedang bunyi jangkrik pun tak terdengar lagi
karena lelahnya menanti pagi
Di keheningan itu, batin semakin jelas dan rindu semakin terasa
dan malam pun mulai berlalu,,,
tanpa mengucap kata...
Diam,,,,,,
Tinggal imaji yang menyatu terbang bersama bayang yang menguap
seribu tanya mulai mengundang
tapi tak kutamukan jawaban
entah kapan,,, sedang pagi belum jua menyapa
Di kejauhan bintang kejora menyapa
hanya hati terlalu sepi untuk sebuah sinar yang samar
hingga ia hanya menunggu mentari
Bilakah sang mentari menampakkan dirinya yang selama ini kunanti
ataukah mentari hanya akan menjadi bayang-bayang semu??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar