Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Pentingnya Kesehatan

Mungkin, di dunia ini banyak yang menyia-nyiakan kesehatannya. Tapi, Andai saja semua itu kita sadari, maka salah satu hal yang dipesankan oleh Rasullulah adalah, agar kita menjaga kesehatan sebelum datangnya penyakit. Saat-saat kita tidak berdaya di rumah sakit, memang semuanya baru tersadari bahwa begitu lemahnya kita. di sanalah, Allah mencipta, memelihara dan memperbaiki menjadi satu-satunya harapan. Andaikan saja, semua kita dapat memahaminya, maka ukuran hidup kita adalah detik, yang akan kita hitung, sudah seberapa banyak yang dapat saya berikan untuk orang lain dan dunia? tetapi karena manusia sering lalai, maka segala kemungkaran membuat kita selalu lalai dalam hidup ini. Sulit bagi kita, untuk dapat memahami kondisi dimana kita belum rasakan, tetapi rajang rumah sakit sangat dingin untuk sebuah semangat dan cita-cita yang menyala. Tuhan, berikan kami kesempatan untuk mengisi dunia ini dengan cinta, dan beri kami waktu untuk mengamalkan ilmu yang telah kau berikan kepada k...

Membangun Wakatobi dari sisi Kultural

  Oleh: Abdul Rahman Membangun Wakatobi tak boleh lepas dari dasar kultural masyarakatnya. Tradisi bahari yang dilalakoni masyarakatnya (dadi dulu) hingga kini adalah fakta sosial tentang keakraban mereka pada dunia laut. Pemerintah, dalam konteks itu, harus mampu menerjemahkannya secara cerdas dalam ragam program dan kebijakan strategis. ... Diantaranya adalah pelestarian nilai2 budaya bahari. Dan Pak Sumiman Udu telah merintis itu lewat jendela Kabanti. Tapi, masih banyak rimba budaya yang belum terkuak, yang sepatutnya dibelai dengan tangan lembut yang beradab. Untuk itu, diperlukan kajian akademik atau dialog publik untuk menyibak sejuta nilai budaya negeri dan masyarakat bahari Wakatobi. Dengan cara ini dapat diperoleh butir-butir kearifan yang langsung dituturkan oleh pelakunya. Tak ada salahnya, dan bahkan diharuskan, kaum akademisi belajar pada masyarakat umum, sebab merekalah pemilik kebudayaan yang sejatinya. Kemajuan bagi negeri bahari WAKATOBI tercinta. Lihat Selengkap...
Add caption   Buku Drama, sejarah teori dan penerapannya, merupakan buku dari Cahyaningrum Dewojati yang dibedah kemarin di Aurditorium FIB UGM dengan Mas Heru (Teater Gandring) sebagai pembahasnya. Sementara buku Wacana Hedonisme dalam Sastra Populer Indonesia di Bahas oleh Sastrawan Eva Idawati yang juga sangat antusias dalam membahas kedua buku tersebut. Dalam tanggapannya,Mas Heru menjelaskan bahwa "Sebagai Praktisi, buku ini hadir sebagai pengisi kesepian dalam proses kreatifnya. Kalau selama ini ia bekerja dan bekerja terus menerus, maka buku ini hadir sebagai ruang diskusi dalam prioses penciptaan selanjutnya. Tentunya buku ini, sangat penting untuk dimiliki oleh Mahasiswa, dosen, praktisi dan kritikus tentang drama. Buku ini dapat membantu dalam pelatihan dalan pengajaran drama. Sementara buku "Hedonisme dalam Sastra Populer Indonesia" merupakan buku yang membicarakan tentang dunia remaja yang hidup dalam imaji masyarakat Indonesia. Buku ini sangat pantas dib...

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT WAKATOBI DALAM TRADISI LISAN KABANTI[1]

ABSTRAK Oleh: Sumiman Udu [2] Setiap daerah memiliki kearifan lokal dalam melindungi berbagai aset mereka. Baik aset sember daya alam maupun aset sosial mereka. Oleh karena itu, penelusuran mengenai kearifan lokal tersebut dapat menjembatani pemikiran pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan daerah di masa yang akan datang. Karena karateristik daerah akan mempengaruhi pemerintah dalam mendekati pembangunan di daerahnya masing-masing. Penelitian mengenai kearifan lokal masyarakat Wakatobi dalam kabanti ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnografi. Sehingga data penelitian ini adalah data lapangan yang disajikan dengan menggunakan sudut pandang masyarakat dalam melihat berbagai konsep kehidupan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Wakatobi memiliki pandangan yang positif tentang pantai, laut dan hubungan sosial. Masyarakat Wakatobi memandang laut sebagai sumber kehidupan mereka, tempat penyelesaian masalah, t...

Perempuan dalam Kabanti

Oleh: Sumiman Udu Telah hadir ke hadapan Anda sebuah buku "Perempuan dalam Kabanti: TinjaunSosiofeminis. Buku menbicarakan tentang Citra Perempuan di dalam masyarakat Wakatobi yang direpresentasikan di dalam teks-teks kabanti. Di dalam buku itu, perempuan di gambarkan sebagai sosok yang berdaya dan tidak berdaya, karena, budaya banyak berperan dalam membentuk citra perempuan. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa perempuan Wakatobi memiliki ruang untuk tunduk dan patuh pada adat dan budaya, tetapi juga berpeluang untuk menjadi kekuatan dalam pembangunan Wakatobi ketika mereka diberi kesempatan dalam mengisi pembangunan Wakatobi. Di samping itu, mereka juga harus memilih untuk mengikuti ilmu pengetahuan dan teknologi, sebab tanpa ilmu pengetahuan, sangat sulit untuk melibatkan perempuan dalam pembangunan Wakatobi baik di dalam ruang publik maupun di ruang domestik yang menyiapkan anak-anak Wakatobi dalam memasuki dunia yang kompetetif di masa depan. Untuk kepentingan inilah, ...

Temuan Dokumen Sejarah Buton di Negeri Belanda

Oleh: Suriadi http://niadilova.blogdetik.com/2009/05/25/temuan-dokumen-sejarah-sulawesi-tenggara-surat-tertua-kerajaan-buton-dari-abad-ke-17/ Pendahuluan Dalam studi pernaskahan Nusantara, genre surat sudah menjadi objek kajian tersendiri yang telah menarik para peneliti untuk membahas kandungan isi, iluminasi, bahasa dan aksara, mohor/cap, serta aspek historisnya. Umumnya surat-surat Melayu dari abad ke-17 yang sekarang masih tersimpan di beberapa perpustakaan di dunia dianggap cukup tua, meskipun tercatat ada dua pucuk surat yang dikirim oleh Sultan Ternate yang masih kecil, Bayan Sirullah, kepada Raja Portugal, John III, masing-masing bertarikh 1521 dan 1522 yang menurut C.O. Blagden [1] dan Annbel Teh Gallop [2] (1994:120, 123) adalah naskah Melayu yang tertua di dunia. [3] Kedua pucuk surat itu sekarang tersimpan di Arquivos Nacionais Torre do Tombo, Cidade Universitaria, Lisabon, Portugal. Dalam artikel ini saya membahas sepucuk surat berusi...

La Ngkolee..,

Oleh: La Ode Yusri Ngkolee.., Kini waktu mu tiba Tanah Jawa memanggilmu datang Kalau pergi, pergilah Tapi ingatlah kau pada ini tanah Tanah tempat kali pertama Darah kau mengalir basah Tanah tempat kali pertama Kau hirupi udaranya Tanah tempat kali pertama Kau lolongi ia dengan tangismu Tanah tempat ari mu Ditanamkan Gu Lakudo mu Serambinya butuuni Selirnya munajat Ingat-ingatlah kau Nak.. Sebagaimana Murhum Rindu pada tanah ini Lalu mengambilnya masuk Dalam rengkuh kuasanya Sebagaimana Wolio Agung meninggikan tanah ini Tak ada lakina dari tanah ini Yang sembah turunkan topi Setiap kali maju menghadap sultan Sebagaimana telah diadatkan Diwajibkan pada lakina tanah lain Sebagai balas atas budi Karena tangan dari tanah ini Umbunowulu ditekuk takluk Negeri bangkang menantang Kuat merongrong kesultanan Melawan tak patuh titah Sultaan Bahkan kapal kapal utusan kerajaan Tak pernah sampai menjangkau tanah negeri itu Terkenal sakti dan bertuah mantera ne...