Oleh: Chye Retty Isnendes Raksapradja Malam ini aku tak bisa membawa sajak ke kamarku Karena tadi setelah melewati jalan berdebu, aku melihat tradisi lisan melayang di antara gedung tinggi, gemerlap lampu malam, di sudut kafe, di keramaian mall, kokohnya beton, jalan layang, bisik-bisik matre, dan budaya hedon Dia melayang seperti cahaya mencari tempat lapang dan memberi kekuatan pada kebaikan bangsa ini dalam kearifan dunia ketiga Tapi di pojok-pojok Jakarta, di perbatasan besarnya kota kiranya cahaya itu masih dapat ditemui walau semu dan penuh pekat kotoran kota tua Aku tak ingin bawa sajak ke kamarku. Karena malam ini berbeda dengan malam kemarin. Dalam kebiasan paradigma ingin kunikmati malam sendiri walau teman dari timur Nusantara menggodaku dengan pikirannya yang keras; sekeras cuaca di sana Urat di pelipisnya terkembang. Kuingat perkataannya: Dimana karakter bangsa ini bila harus terus diukur oleh bangsa lain? Hegemoni ini harus kita akhiri! Aku tertawa...
www.pusatstudiwakatobi.blogspot.co.id