Langsung ke konten utama
Add caption
 
Buku Drama, sejarah teori dan penerapannya, merupakan buku dari Cahyaningrum Dewojati yang dibedah kemarin di Aurditorium FIB UGM dengan Mas Heru (Teater Gandring) sebagai pembahasnya. Sementara buku Wacana Hedonisme dalam Sastra Populer Indonesia di Bahas oleh Sastrawan Eva Idawati yang juga sangat antusias dalam membahas kedua buku tersebut.
Dalam tanggapannya,Mas Heru menjelaskan bahwa "Sebagai Praktisi, buku ini hadir sebagai pengisi kesepian dalam proses kreatifnya. Kalau selama ini ia bekerja dan bekerja terus menerus, maka buku ini hadir sebagai ruang diskusi dalam prioses penciptaan selanjutnya. Tentunya buku ini, sangat penting untuk dimiliki oleh Mahasiswa, dosen, praktisi dan kritikus tentang drama. Buku ini dapat membantu dalam pelatihan dalan pengajaran drama.

Sementara buku "Hedonisme dalam Sastra Populer Indonesia" merupakan buku yang membicarakan tentang dunia remaja yang hidup dalam imaji masyarakat Indonesia. Buku ini sangat pantas dibaca untuk mengetahui tgentang dunia yang dimiliki oleh remaja kita. Mba Evi, menekankan bahwa hedonisme sebagai salah satu bagian dalam proses pertumbuhan kreatifitas tidak ada masalah, tetapi juga harus dipahami bahwa karya-karya itu jangan hanya berhenti pada masalah hedonisme, tetapi harus menjadi solusi dalam kehidupan remaja kita.
Saya kira, kedua buku itu layak untuk di dapatkan oleh sastrawan, dramawan, mahasiswa, dan guru-guru sastra. 
Untuk mendapatkan buku itu, silahkan anda pesa pada email: pusatstudiwakatobi@yahoo.co.id atau kontak person Sumiman Udu (081524813131).
Selain itu, anda juga dapat menikmati keragaman citra perempuan dalam buku "Perempuan dalam Kabanti", karya Sumiman Udu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUNGKAP KETOKOHAN MUHAMMAD IDRUS

 Oleh Dr. La Niampe, M.Hum [2] 1.       Siapakah Muhammad Idrus itu? Muhammad Idrus adalah Putra Sultan Buton ke-27 bernama La Badaru (1799-1823). Ia diperkirakan lahir pada akhir abad ke-18. Dilihat dari silsilah keturunannya, Beliau termasuk keturunan ke-16 dari raja Sipanjonga; raja Liya dari tanah Melayu yang pernah berimigrasi ke negeri Buton (lihat silsilah pada lampiran). Dalam naskah ”SILSILAH RAJA-RAJA BUTON” Muhammad Idrus memiliki 33 orang istri dan dikaruniai anak berjumlah 97 orang, dua orang di antaranya terpilih menjadi Sultan Buton, yaitu Muhammad Isa sebagai Sultan Buton ke-31 (1851-1861) dan Muhammad Salih sebagai Sultan Buton ke-32 (1861-1886). 2. Nama dan Gelar             Muhammad Idrus adalah nama lengkapnya. Selain itu ia juga memiliki cukup banyak tambahan atau gelaran sebagai berikut: a.       La Ode La Ode adalah gelaran bangsaw...

Buku Tembaga dan Harta karun Wa Ode Wau dalam Pelayaran Tradisional Buton

Oleh: Sumiman Udu Dalam suatu diskusi dengan teman-teman di beberapa jejaring sosial, banyak yang membicarakan tentang harta karun Wa Ode Wau. Dimana sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa harta itu masih milyaran Gulden, dan ada yang mengatakan bahwa harta karun itu tersimpan di gua-gua, ada juga yang mengatakan bahwa harta itu tersimpan di dalam tanah dan ditimbun. Berbagai klaim itu memiliki dasar sendiri-sendiri. Namun, kalau kita melihat bagaimana Wa Ode Wau memberikan inspirasi pada generasinya dalam dunia pelayaran, maka harta itu menjadi sangat masuk akal. Banyak anak cucu Wa Ode Wau (cucu kultural) yang saat ini memiliki kekayaan milyaran rupiah. Mereka menguasai perdagangan antar pulau yang tentunya di dapatkan dari leluhur mereka di masa lalu. Dalam Makalah yang disampaikan yang disampaikan dalam seminal nasional Sejarah itu, beliau mengatakan bahwa sebutan sebagai etnik maritim yang ada di Buton, sangat pantas diberikan kepada pelayar-pelayar asal kepulauan t...

Harta Kekayaan Wa Ode Wau: Antara Misteri dan Inspirasi

 Oleh: Sumiman Udu Kisah Tentang Wa Ode Wau sejak lama telah menjadi memori kolektif masyarakat Buton. Kekayaannya, Kerajaan Binisnya hingga kemampuannya memimpin kerjaan itu. Semua itu telah menjadi sebuah misteri bagi generasi muda Buton dewasa ini. Dari satu generasi ke generasi berikutnya selalu berupaya untuk menemukan harta karun itu. Dan sampai saat ini belum pernah ada yang terinspirasi bagaimana Wa Ode Wau mengumpulkan harta sebanyak itu.