Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Wakatobi: Tapa Wa Ina Nteadari, Te Sinta Teaka Sinea (Sebuah Reflaksi)

Oleh: Sumiman Udu Dalam lantunan banti-banti masyarakat Wakatobi, sering kali diperdengarkan kepada generasinya tentang berbagai refleksi mengenai kehidupan mereka, proyektif mengenai impian mereka, serta berbagai ajaran moral. Seorang anak kecil sudah didik sejak dalam buaian mengenai konsep kehidupan sosial. Salah satu konsep yang sudah diajarkan itu adalah teks kabanti yang berbunyi " Tapa Wa Ina nteadari, te sita te aka sinea " artinya kritik itu adalah pelajaran dan pujian itu adalah permainan". Berdasarkan teks banti-banti di atas, terlihat bahwa masyarakat Wakatobi sudah sepantasnya untuk memberikan kritik pada pemerintahannya ketika mereka memandang bahwa ada masalah, atau terjadinya sabara gau atau limpagi , karena itu adalah upaya untuk melakukan perbaikan. Jika dihubungkan dengan konsepsi penyelesaikan masalah di masa Kesultanan Buton, maka dikenal empat pintu tanah Buton yaitu : 1) Gau , 2) pombala, 3) musyawarah, 4) mufakat. Dari sini upaya ...

Surat Saleh Hanan Untuk Wakatobi

Dear All Ini pertengahan tahun. Kita mengapresiasi gerakan dinas kehutanan yang mulai menumbuhkan banyak pohon di lahan-lahan savanna, terlepas dari persoalan seperti status lokasi (adat dan hutan lindung) atau fungsi savanna yang secara cultural adalah untuk tempat menanam tanaman jengka pendek bagi pendatang (emergency/tempat hidup sementara, misalnya orang yang terdampar, pengungsi dll) atau orang kampung pribumi yang tidak kebagian lahan kebun dari keluarga musim itu. Tetapi melihat banyak fakta, kita tidak henti-henti harus berpikir kritis. Saya, anda (termasuk Bupati, kepala BTNW) harus ikhlas bercermin, “apa prestasi kita terhadap lingkungan?”. Daratan pulau Wangi-wangi sudah mau ‘botak’ dan ‘ bopeng’ karena penggalian tanah oleh perusahaan-perusahaan swasta dan tidak ada regulasi untuk ini. Pak Hajifu (kadis DKP) pernah cerita kalau beliau stress melihat galian di sekitar desa Pada Jambu sudah membahayakan pengguna jalan. Saya pikir ini contoh pejabat yang baik teta...

Benarkah Einstein Seorang Muslim?

Jakarta–Albert Einstein sejak lama diduga menganut Judaisme, agama kaum Yahudi. Namun, ada klaim yang menyatakan ilmuwan nyentrik itu sebenarnya adalah Muslim. Mana yang benar? Klaim yang beredar di blog-blog Tanah Air ini menyebutkan adanya dokumen rahasia yang berisi surat-surat Einsten. Surat tersebut menunjukkan, ilmuwan kelahiran Jerman penemu teori relativitas ini, menganut Islam Syiah Imamiyah. Berdasarkan laporan situs mouood.org, pada 1954, Einstein menyurati marji besar Syiah kala itu, Ayatollah Al Udzma Sayid Hossein Boroujerdi. “Setelah berkorespondensi dengan anda, saya menerima agama Islam dan mazhab Syiah 12 Imam,” tulis Einstein. Einstein menjelaskan, Islam lebih utama ketimbang agama lain. Serta menyebutnya paling sempurna dan rasional. Ia bahkan menyatakan seluruh dunia takkan mampu membuatnya kecewa terhadap Islam maupun meragukannya. Dalam makalah terakhirnya, ‘Die Erklarung’ (Deklarasi) yang ditulis pada tahun tersebut di Amerika Serik...