Langsung ke konten utama

Mahfud MD: Indonesia dalam Keadaan Bahaya

Mahfud MD. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Bantul - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memberi pernyataan mengejutkan. Kata dia, saat ini negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya. Ancaman bahaya tidak datang dari luar negeri, melainkan justru datang dari dalam negeri sendiri.

"Ancaman itu adalah proses penegakan hukum, keadilan, kebenaran. Proses pembangunan demokrasi mengalami kemacetan karena ada saling sandera," kata Mahfud usai pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia di Pyramid Resto, Bantul, Sabtu, 28 Mei 2011.

Ia mencontohkan maksud sandera itu. Kata dia, kalau si A melakukan korupsi besar sulit diselesaikan secara hukum karena si A sudah menyandera si B sebagai orang yang menegakkan hukum. Sementara, si B telah disuap. Ketika si B menyuruh si C hal tersebut juga tidak bisa karena si C juga telah disuap. "Hampir tidak ada kekuatan yang dapat menggunting ini," ujarnya. "Ketika saat ini ada kasus diributkan, pada akhirnya diambangkan.”

Menurut Mahfud, sampai saat ini tidak ada satu pun kasus-kasus besar di Indonesia yang diselesaikan sampai ke ujung-ujungnya. Bahkan, kata Mahfud, semua kasus yang besar "diselingkuhkan" secara politik. Ketika ada kasus besar sudah sangat parah maka dimunculkan lagi kasus baru sehingga kasus lama hilang. "Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan bangsa dan negara," ujarnya.

Berdasarkan fakta sejarah dan berdasarkan ajaran agama apa pun, suatu negara yang tidak mampu menegakkan keadilan, "tinggal menunggu waktu untuk hancur."

Ia mencontohkan, Kerajaan Majapahit, Demak, Mataram, di mana kerajaan yang semula jaya tiba-tiba runtuh karena ketidakadilan.

Mahfud juga memberi contoh lain yang terjadi saat ini. Seseorang yang diduga melakukan tindak pidana, setelah diadili dia berlindung ke banyak orang. Ketika kasus yang melibatkannya tak bisa dielakkan, orang itu mengancam akan membongkar tindak pidana yang dilakukan karena ia mengetahuinya.

"Maka dibutuhkan pemimpin yang bersih untuk memberantas tindakan sandera-menyandera yang menyebabkan negara dalam kondisi bahaya," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Komentar

TPP mengatakan…
Jangan2 juga Wakatobi Lebih Berbahaya.. Kasus hukum tidak pernah tuntaskan.. dan ke khawatiran kita jangan sampe masyarakat jadi kacau...
PUSAT STUDI WAKATOBI mengatakan…
Semoga masyarakat masih tetap percaya pada penyelenggara pemerintah di Wakatobi, sehingga tidak terjadinya ekskalasi politik yang tidak diinginkan. Untuk itu, diperlukan upaya untuk memperhatikan kepentingan orang banyak dalam pembangunan Wakatobi dan bukan hanya mementingkan keperntingan golongan lebih-lebih kepentingan pribadi.

Postingan populer dari blog ini

MENGUNGKAP KETOKOHAN MUHAMMAD IDRUS

 Oleh Dr. La Niampe, M.Hum [2] 1.       Siapakah Muhammad Idrus itu? Muhammad Idrus adalah Putra Sultan Buton ke-27 bernama La Badaru (1799-1823). Ia diperkirakan lahir pada akhir abad ke-18. Dilihat dari silsilah keturunannya, Beliau termasuk keturunan ke-16 dari raja Sipanjonga; raja Liya dari tanah Melayu yang pernah berimigrasi ke negeri Buton (lihat silsilah pada lampiran). Dalam naskah ”SILSILAH RAJA-RAJA BUTON” Muhammad Idrus memiliki 33 orang istri dan dikaruniai anak berjumlah 97 orang, dua orang di antaranya terpilih menjadi Sultan Buton, yaitu Muhammad Isa sebagai Sultan Buton ke-31 (1851-1861) dan Muhammad Salih sebagai Sultan Buton ke-32 (1861-1886). 2. Nama dan Gelar             Muhammad Idrus adalah nama lengkapnya. Selain itu ia juga memiliki cukup banyak tambahan atau gelaran sebagai berikut: a.       La Ode La Ode adalah gelaran bangsaw...

Buku Tembaga dan Harta karun Wa Ode Wau dalam Pelayaran Tradisional Buton

Oleh: Sumiman Udu Dalam suatu diskusi dengan teman-teman di beberapa jejaring sosial, banyak yang membicarakan tentang harta karun Wa Ode Wau. Dimana sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa harta itu masih milyaran Gulden, dan ada yang mengatakan bahwa harta karun itu tersimpan di gua-gua, ada juga yang mengatakan bahwa harta itu tersimpan di dalam tanah dan ditimbun. Berbagai klaim itu memiliki dasar sendiri-sendiri. Namun, kalau kita melihat bagaimana Wa Ode Wau memberikan inspirasi pada generasinya dalam dunia pelayaran, maka harta itu menjadi sangat masuk akal. Banyak anak cucu Wa Ode Wau (cucu kultural) yang saat ini memiliki kekayaan milyaran rupiah. Mereka menguasai perdagangan antar pulau yang tentunya di dapatkan dari leluhur mereka di masa lalu. Dalam Makalah yang disampaikan yang disampaikan dalam seminal nasional Sejarah itu, beliau mengatakan bahwa sebutan sebagai etnik maritim yang ada di Buton, sangat pantas diberikan kepada pelayar-pelayar asal kepulauan t...

Harta Kekayaan Wa Ode Wau: Antara Misteri dan Inspirasi

 Oleh: Sumiman Udu Kisah Tentang Wa Ode Wau sejak lama telah menjadi memori kolektif masyarakat Buton. Kekayaannya, Kerajaan Binisnya hingga kemampuannya memimpin kerjaan itu. Semua itu telah menjadi sebuah misteri bagi generasi muda Buton dewasa ini. Dari satu generasi ke generasi berikutnya selalu berupaya untuk menemukan harta karun itu. Dan sampai saat ini belum pernah ada yang terinspirasi bagaimana Wa Ode Wau mengumpulkan harta sebanyak itu.