Langsung ke konten utama

WANIANSE

Cerpen

oleh :
Sumiman Udu

Suatu pagi, di sebuah desa di Wakatobi, duduklah dua orang ibu yang sedang mencari kutu. Di sebuah gode-gode mereka mencari kutu, karena tidak tahu mau biki apa.

"Apa yang akan kita lakukan di Wakatobi?" pertanyaan itu, lahir dari seorang ibu rumah tangga, ketika ia melihat tetangganya berdiskusi untuk mendukung calon bupati. Kata tentangganya yang sedang mencari kutu, "Kita mau pilih yang mana? kalau pemilu nanti?" sambil mencari kutu tentangganya.

"Kalau saya yang ada uangnya saja," kata temannya.
"Noha'a? wanatumo? kata ibu itu.
"Toalamo alaa, kae te doe, tedawuntomo naikita misikini." kata tetangga ibu itu.

Tidak lama kemudian, datanglah salah seseorang yang tentunya salah satu anggota tim sukses. ia singgah dan duduk menghampiri, dua ibu itu. orang itu meminta air minum. dan tidak lama kemudian, lelaki itu menyapa kedua ibu itu dan berkata "I haamo? sambil memandang ke jauh ke depan.
"Mbeala'a, kokedeng-kende. ako toumpa? tanya ibu itu.

"Jari awana umpamo?" tanya lelaki itu.
"Ara ane kene doe, kimala ara mbea'e?" lanjut lelaki itu lagi.
"Tamala moha'a," jawab tetangga ibu itu.

"Ara awanatu, pili temia mo'u komiu tedoe ae!" kata lelaki itu sambil memberikan kartu nama pasangan calon bupati dan wakil bupati wakatobi. di bawah kartu nama itu, sudah diselipkan uang Rp.50.000,- dan kalau kalian pilih ini, menjelang hari H, nanti saya bawakan lagi.

Tetangga ibu itu tersenyum, sebab beberapa hari ini anaknya minta susu terus, tetapi karena tidak ada uangnya, ia hanya memberinya dengan air beras, dan kadang-kadang air putih saja. di dalam pikirannya, ia akan membelikan susu untuk anaknya, agar kelak dapat menjadi calon bupati yang kaya, banyak uang bisa membeli suara, walau kerjanya hanya merampok harta kekayaan rakyat.

sedangkan ibu tadi hanya mengambil dan terdiam, di benaknya ia berpikir, Bagaimana mungkin calon bupati ini dapat bekerja dengan baik, seandainya ia naik, kalau ia harus membeli suara rakyat dengan harga yang besar? pasti ia akan mengembalikan kerugiannya. Kasian Wakatobi". Tangisnya dalam hati.

Tidak lama kemudian, datang lagi seseorang, dan ia membawa seleberan pamilu bersih.
"I ha'amo? tanya pasangan anak muda itu.
"mbea'e, mai tulu!" jawab tetangga ibu itu, di dalam pikirannya, ini pasti uang lagi.
"Ina, ane komai akokomiu nana te nguru, "kua temia meana'e ai nokoruomo namia naumaso tetogo".

"Oaso tetogo, wanaumpa?" tanya tetangga ibu itu tidak mengerti.
"Namaraaso tesuarano, di amai cumalon bupati ana," jawab gadis cantik didekat pemuda itu.

"Jari Wa ina mai, temai akomami ana, ako kawumaa komiu kua meana'e baramo topili temia ako tebumalu te togo, toumpa sawakutuu, ako uka naumaso te togo natu.
"Toka tohoto dosamo ana." jawab ibu dan tetangganya serempak.
"Hotodosa wanaumpa?" tanya lelaki dan gadis itu.
"tadi ini ada yang datang bawa kartu nama dan kami diberi uang," jawab tentangga ibu itu.

"Begini saja wa ina mai, alaa'e la'a na doeno, temia da'o natu ara namai nabumalu'e nasuara miu atu," temia ako memaraaso tetogo.

"Jari? tanya tetangga ibu itu.
"Awa nana, ara nohu'u komi temia te doe, ako kipumili'e, ala'e alaa na doeno, toka narato napili'a bara dipili'e.

lalu kedua pasangan pemuda pemudi itu memberikan kerja yang bertuliskan, "PEMILIH YANG CERDAS, ADALAH AMBIL UANGNYA, JANGAN PILIH ORANGNYA. kemudian, mereka pergi lagi ke ujung kampung.

di benak ibu dan tetangganya, adalah bagus juga itu. kita ambil saja uangnya. tetapi tetangga ibu itu berkata, "tapi kita pasti berdosa, karena kita sudah ambil uangnya, dan kita tidak memilihnya".
"Lalu apa yang akan kita lakukan di Wakatobi, kalau calon bupati mau beli rakyat, maka pasti mereka suatu saat akan menjual rakyat," kasian.

Bersambung...............

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUNGKAP KETOKOHAN MUHAMMAD IDRUS

 Oleh Dr. La Niampe, M.Hum [2] 1.       Siapakah Muhammad Idrus itu? Muhammad Idrus adalah Putra Sultan Buton ke-27 bernama La Badaru (1799-1823). Ia diperkirakan lahir pada akhir abad ke-18. Dilihat dari silsilah keturunannya, Beliau termasuk keturunan ke-16 dari raja Sipanjonga; raja Liya dari tanah Melayu yang pernah berimigrasi ke negeri Buton (lihat silsilah pada lampiran). Dalam naskah ”SILSILAH RAJA-RAJA BUTON” Muhammad Idrus memiliki 33 orang istri dan dikaruniai anak berjumlah 97 orang, dua orang di antaranya terpilih menjadi Sultan Buton, yaitu Muhammad Isa sebagai Sultan Buton ke-31 (1851-1861) dan Muhammad Salih sebagai Sultan Buton ke-32 (1861-1886). 2. Nama dan Gelar             Muhammad Idrus adalah nama lengkapnya. Selain itu ia juga memiliki cukup banyak tambahan atau gelaran sebagai berikut: a.       La Ode La Ode adalah gelaran bangsaw...

Buku Tembaga dan Harta karun Wa Ode Wau dalam Pelayaran Tradisional Buton

Oleh: Sumiman Udu Dalam suatu diskusi dengan teman-teman di beberapa jejaring sosial, banyak yang membicarakan tentang harta karun Wa Ode Wau. Dimana sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa harta itu masih milyaran Gulden, dan ada yang mengatakan bahwa harta karun itu tersimpan di gua-gua, ada juga yang mengatakan bahwa harta itu tersimpan di dalam tanah dan ditimbun. Berbagai klaim itu memiliki dasar sendiri-sendiri. Namun, kalau kita melihat bagaimana Wa Ode Wau memberikan inspirasi pada generasinya dalam dunia pelayaran, maka harta itu menjadi sangat masuk akal. Banyak anak cucu Wa Ode Wau (cucu kultural) yang saat ini memiliki kekayaan milyaran rupiah. Mereka menguasai perdagangan antar pulau yang tentunya di dapatkan dari leluhur mereka di masa lalu. Dalam Makalah yang disampaikan yang disampaikan dalam seminal nasional Sejarah itu, beliau mengatakan bahwa sebutan sebagai etnik maritim yang ada di Buton, sangat pantas diberikan kepada pelayar-pelayar asal kepulauan t...

Harta Kekayaan Wa Ode Wau: Antara Misteri dan Inspirasi

 Oleh: Sumiman Udu Kisah Tentang Wa Ode Wau sejak lama telah menjadi memori kolektif masyarakat Buton. Kekayaannya, Kerajaan Binisnya hingga kemampuannya memimpin kerjaan itu. Semua itu telah menjadi sebuah misteri bagi generasi muda Buton dewasa ini. Dari satu generasi ke generasi berikutnya selalu berupaya untuk menemukan harta karun itu. Dan sampai saat ini belum pernah ada yang terinspirasi bagaimana Wa Ode Wau mengumpulkan harta sebanyak itu.