Langsung ke konten utama

Pertemuan Terakhir dengan Mbah Marijan

Yogyakarta, 27 Oktober 2010

Jumat, 15 Oktober lalu, Tim Mahasiswa S3 KTL FIB Universitas Gajah Mada berkunjung ke rumah Mbah Marijan. Setelah Shalat Jumat berjamaah, di mesjid dekat rumahnya, Mbah Marijan menjelaskan tentang keyakinannya menjaga gunung Merapi.

Dalam perjalanan itu, sebelum kami menemui Mbah Marijan, kami berkeliling menyaksikan bongkahan lahar yang tidak jauh dari rumah Mbah Marijian. Bongkahan lahar letusan Merapi tahun 2006. Rupanya perjalanan itu adalah perjalan terakhir untuk bertemu Mbah Marijan. Wawancara kami lakukan, tetapi Mbah Marijan menjelaskan dengan menggunakan bahasa Jawa. dan Aku Tak mengerti.

Di ruang tamu rumahnya, ia memperlihatkan kesederhanaan hidup seorang manusia. Kepatuhan seorang hamba pada tuhannya. Mbah Marijan adalah tokoh yang perlu ditiru, karena ia tidak pernah mau lari dari tanggung jawabnya, walau ia harus berhadapan dengan fenomena alam yang belum tentu ia dapat atasi.

Keyakinannya sebagai juru kunci Merapi telah membawanya, kepada sebuah tanggung jawab yang diembannya. Manusia seperti Mbah Marijan adalah manusia langka di tengah manusia Indonesia yang banyak mementingkan diri sendiri dan terpengaruh dengan masalah kehidupan yang serba materialisme.

Mbah Marijan, kini menemui ajalnya dengan tetap bertahan di rumahnya. Ia meninggal dalam keadaan sujud berdoa memanjatkan keselamatan masyarakatnya. Pertemuan kami dengan Mbah Marijan rupanya adalah pertemuan terakhir. dan ketika aku minta izin untuk berfoto kepada Mbah Marijan, ia berkata bahwa jangan, saya bukan artis. Itulah, kenangan pertemuan terakhir kami dengan Mbah Marijan yang tidak diikuti dengan dokumentasi foto.
Selamat jalan Mbah Marijan, pengorbananmu dan kesetiaanmu telah kau torehkan ke mata dunia bahwa masih ada orang yang mau berkorban untuk orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUNGKAP KETOKOHAN MUHAMMAD IDRUS

 Oleh Dr. La Niampe, M.Hum [2] 1.       Siapakah Muhammad Idrus itu? Muhammad Idrus adalah Putra Sultan Buton ke-27 bernama La Badaru (1799-1823). Ia diperkirakan lahir pada akhir abad ke-18. Dilihat dari silsilah keturunannya, Beliau termasuk keturunan ke-16 dari raja Sipanjonga; raja Liya dari tanah Melayu yang pernah berimigrasi ke negeri Buton (lihat silsilah pada lampiran). Dalam naskah ”SILSILAH RAJA-RAJA BUTON” Muhammad Idrus memiliki 33 orang istri dan dikaruniai anak berjumlah 97 orang, dua orang di antaranya terpilih menjadi Sultan Buton, yaitu Muhammad Isa sebagai Sultan Buton ke-31 (1851-1861) dan Muhammad Salih sebagai Sultan Buton ke-32 (1861-1886). 2. Nama dan Gelar             Muhammad Idrus adalah nama lengkapnya. Selain itu ia juga memiliki cukup banyak tambahan atau gelaran sebagai berikut: a.       La Ode La Ode adalah gelaran bangsaw...

Buku Tembaga dan Harta karun Wa Ode Wau dalam Pelayaran Tradisional Buton

Oleh: Sumiman Udu Dalam suatu diskusi dengan teman-teman di beberapa jejaring sosial, banyak yang membicarakan tentang harta karun Wa Ode Wau. Dimana sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa harta itu masih milyaran Gulden, dan ada yang mengatakan bahwa harta karun itu tersimpan di gua-gua, ada juga yang mengatakan bahwa harta itu tersimpan di dalam tanah dan ditimbun. Berbagai klaim itu memiliki dasar sendiri-sendiri. Namun, kalau kita melihat bagaimana Wa Ode Wau memberikan inspirasi pada generasinya dalam dunia pelayaran, maka harta itu menjadi sangat masuk akal. Banyak anak cucu Wa Ode Wau (cucu kultural) yang saat ini memiliki kekayaan milyaran rupiah. Mereka menguasai perdagangan antar pulau yang tentunya di dapatkan dari leluhur mereka di masa lalu. Dalam Makalah yang disampaikan yang disampaikan dalam seminal nasional Sejarah itu, beliau mengatakan bahwa sebutan sebagai etnik maritim yang ada di Buton, sangat pantas diberikan kepada pelayar-pelayar asal kepulauan t...

Harta Kekayaan Wa Ode Wau: Antara Misteri dan Inspirasi

 Oleh: Sumiman Udu Kisah Tentang Wa Ode Wau sejak lama telah menjadi memori kolektif masyarakat Buton. Kekayaannya, Kerajaan Binisnya hingga kemampuannya memimpin kerjaan itu. Semua itu telah menjadi sebuah misteri bagi generasi muda Buton dewasa ini. Dari satu generasi ke generasi berikutnya selalu berupaya untuk menemukan harta karun itu. Dan sampai saat ini belum pernah ada yang terinspirasi bagaimana Wa Ode Wau mengumpulkan harta sebanyak itu.