Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

KONTEPLASI PEMIKIRAN FENOMENA NEGARA KLEPTOKRASI BANGSA INDONESIA

Oleh: Bia Wakatobi Pagi di minggu hari ini, mencoba bermain dalam kontemplasi pemikiran tentang negeriku yang hari ini semakin carut marut tanpa kejelasan sistem demokrasi. Hasil kontemplasi pemikiran saya kemudian tertuju pada pemaknaan secara gramatikal apa yang disebut dalam istilah kamus tentang "KLEPTOKRASI". Catatan ini saya ramu dari berbagai sumber yang bertujuan untuk mensosialisasikannya karena dasar pemahaman bahwa penggemar Facebook adalah masyarakat mayoritas yang dengan mudah di akses untuk kemudian dapat menginformasikannya kepada masyarakat lain yang tidak mengetahuinya. Hari ini negriku dan juga negeri anda, Korupsi tak hanya terjadi di lembaga yudikatif, peradilan, tetapi juga ada di legislatif dan eksekutif. Kondisi ini diketahui pemerintah maupun rakyat. Namun, pemerintah tak berhasil mengatasinya. Coba kita cermati bersama sistem peradilan yang dihancurkan secara sistematis oleh pemangku keadilan, penegak hukum, politisi, pejabat, da...

Tentang Kenaikan Harga Bawang Yang Membuat Panik

Oleh: Bia Wakatobi Harga bawang merah melonjak di sejumlah pasar tradisional di seluruh Indonesia. Kini, harga bawang merah melambung tinggi di harga per kilogram, tentu akan sangat menguntungkan petani dan semoga membawa berkah serta kehidupan mereka, khususnya petani bawang kecil itu signifikan dengan perubahan harkat dan martabat ekonominya. Bagi petani kecil bawang merah diseputar persoalan mahalnya harga bawang tersebut, tidak saja harus di lihat pada sisi peningkatan pendapatan mereka, tetapi pada sisi lain akan menyulitkan mereka untuk pembelian bibit. Kondisi melambungnya harga bawang ini membuat para ibu rumah tangga resah, menjerit dan menangis dengan kenaikan harga bawang yang sangat mahal, apalagi bawang merupakan bahan utama pembuat bumbu masakan. Kalau sudah begini, terpaksa para ibu harus mengatur siasat agar tetap hemat dan dapur terus ngepul. Hal yang sama dirasakan pemilik warung, mereka pun resah dengan lonjakan harga tersebut.Bagi pemilik...

Wakatobi Jadi Cagar Biosfer Dunia

Wakatobi Jadi Cagar Biosfer Dunia Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Kamis, 10 Mei 2012 | 22:21 WIB dikutip dari http://sains.kompas.com/read/2012/05/10/22210970/Wakatobi.Jadi.Cagar.Biosfer.Dunia KOMPAS/ICHWAN SUSANTO Penyelaman di Wakatobi. WANGI-WANGI, KOMPAS.com — Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurus masalah pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, menetapkan kawasan Taman Nasional (TN) Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), sebagai salah satu kawasan cagar biosfer dunia yang ada di Indonesia, tanpa syarat. Bupati Wakatobi, Hugua, di Wangi-Wangi, Kamis, mengatakan, UNESCO menetapkan kawasan TN Wakatobi seluas 1,3 juta hektar menjadi cagar biosfer dunia itu bersama 12 cagar biosfer lainnya di dunia. Menurut Hugua, penetapan Wakatobi sebagai cagar biosfer dunia itu ...

BETENA TOMBULA: JEJAK TIONGHOA DALAM TRADISI LISAN BUTON[1]

Oleh: Sumiman Udu [2] ABSTRAK Tradisi lisan menyimpan berbagai ingatan kolektif masyarakatnya, termasuk jejak kebudayan yang berkembang di dalam masyarakat itu. Sebagai tradisi lisan, Betena Tombula merupakan tradisi lisan masyarakat Buton yang mengisahkan tentang jejak kebudayaan masyarakat Tionghoa dalam dunia Melayu Buton. Oleh karena itu, penelusuran jejak Tionghoa dalam tradisi lisan betena tombola merupakan ruang pertautan kebudayaan Tionghoa dan Melayu Buton dalam ingatan kolektif masyarakat Buton. Penelitian mengenai Betena Tombula untuk menemukan jejak Tionghoa dalam masyarakat Buton ini dilakukan dengan pendekatan etnografi. Dengan demikian, baik data pustaka mapun data lapangan dalam penelitian ini akan dianalisis berdasarkan sudut pandang masyarakat   pemilik tradisi lisan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Buton memiliki pandangan bahwa Ratu pertama Wakaa kaa merupakan keturunan Tionghoa yang berasal da...